Jumat, 06 April 2012

Agar Kakak SAYANG Adik

Rasa sayang kepada adik tak muncul dengan sendirinya, tetapi perlu ditumbuhkan dan dilatih.
Ketika sang adik lahir, ada satu harapan bahwa si kakak akan menyayangi adiknya dengan sepenuh hati. Si kakak juga harus mengerti bahwa adiknya perlu diperlakukan secara “istimewa”. Tak heran, kita sering memaksa si kakak untuk mengalah, merelakan kita lebih fokus kepada adiknya, dan merelakan waktu kita dengannya berkurang.
Nyatanya, harapan itu sering tak terwujud. Si kakak bukannya menunjukkan sikap kasih sayang dan perhatian, eh malah memusuhi adiknya. Ia tak peduli kala adiknya menangis, butuh ditemani, bahkan si kakak sering menjahili adiknya dan ulah negatif lainnya. Mengapa demikian? Mari kita simak bersama penjelasan Dra. Retno Pudjiati Azhar dari Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, berikut ini.
BUKAN SALAH SI KAKAK
Tidak munculnya sikap kasih sayang dari si kakak kepada adiknya, bukanlah semata-mata kesalahan si kakak melainkan kitalah yang menjadi sumbernya. Mungkin kita terlalu menuntut tanggung jawab kepada si kakak secara berlebihan padahal usianya masih balita, menuntut anak untuk memahami bahwa kita sedang sibuk dengan adiknya, dan sebagainya.
Tentu saja hal ini tak bisa diterima anak karena pola pikirnya masih sangat terbatas dan masih melihat sesuatu dari sudut pandangnya sendiri. Dia masih ingin bebas tanpa harus terbebani dengan segala sesuatu, termasuk kehadiran adik barunya.
Mungkin juga sikap permusuhannya itu muncul karena cemburu. Dia beranggapan kalau kita lebih memihak adik dibanding dirinya. Apa-apa adik yang didahulukan, dipentingkan, lebih disayang, dan sebagainya. Karena kesal, dia pun tak peduli dengan adiknya sehingga terkesan tidak menyayangi si adik.
BERI PENGARAHAN
Untuk itu, kita perlu melakukan beberapa tindakan supaya si kakak lebih menyayangi adiknya. Kita perlu mempersiapkan mentalnya, melatihnya, juga memberi contoh baik kepada-nya. Bila hal ini bisa kita lakukan dengan baik, anak pun akan memahami kenapa dia harus menyayangi adiknya.
Seyogyanya, bila kita sudah melakukan persiapan, melatih, dan mengajari anak untuk sayang kepada adik, maka si kakak akan memiliki rasa sayang yang cukup baik. Namun demikian, tak mustahil bila kemudian si kakak tetap berperilaku yang kurang baik dan seakan dia tidak menyayangi adiknya, semisal berlaku kasar.
Bila memang kerap muncul perilaku negatif si kakak terhadap adik, bukan berarti pengarahan yang kita lakukan gagal. Tetapi kita harus memahami bahwa di usia ini egonya masih tinggi. Jadi, tak usah heran kalau terkadang si kakak menjambak rambut adiknya, tak mau menemaninya bermain, merebut mainan yang dipegang adik, dan sebagainya. Umumnya, dengan sedikit menanamkan kembali rasa kasih sayang, maka si kakak akan kembali menyayangi adiknya.
AYAH HARUS TERLIBAT
Lain hal bila si kakak terlalu sering menyakiti si adik, mungkin pengarahan yang kita berikan dahulu memang tak dapat diserap dengan baik oleh anak. Mungkin penyebabnya ketidaktepatan saat kita memberikan arahan atau mungkin si anak yang memiliki daya tangkap kurang baik seperti pada anak yang mengalami gangguan autis atau bisa juga karena anak memiliki sifat hiperaktif yang sulit untuk dikendalikan.
Sebaiknya, kita mengevaluasi, apakah memang kita kurang melakukan persiapan dan pelatihan atau mungkin faktornya dari si anak sendiri. Bila kurang pengarahan tentu kita harus melakukan pengarahan ulang dengan cara melibatkan anak dalam mengasuh adik, memberi penjelasan, mendongengi, melakukan pemantauan, dan sebagainya. Namun bila memang karena adanya gangguan pada diri anak, kita perlu kerja lebih keras dalam mengarahkan. Atau mungkin kita memang tak bisa meng-harap-kan si kakak untuk terlibat dalam mengasuh dan menyayangi adik.
Atau bisa saja hal ini terjadi karena kesalahan kita pada saat itu, misalnya tanpa sadar kita terlalu terfokus pada adik bayi sehingga lupa memerhatikan si kakak. Bila sang ayah pun ikut lupa, tak mustahil si kakak akan lebih berperilaku negatif. Sebaiknya, koreksi apakah sikap kita yang menjadi pemicunya. Bila ya, segera perbaiki kesalahan tersebut. Beri perhatian dengan porsi yang sama terhadap si kakak agar dia tidak berperilaku negatif.
Supaya terhindar dari masalah ini, diperlukan bantuan dan peran ayah. Bisa kan ketika si ibu mengurus bayi, maka ayah mengurus si kakak, mengajak bermain, memandikan, menyuapi makan, dan sebagainya. Umumnya, bila pembagian peran ini berjalan dengan baik, meskipun ibu sibuk dengan adik baru, si kakak tidak akan menampakkan kecemburuannya. Bahkan sikap kasih sayangnya kepada adik akan tumbuh dengan baik. Tetapi masalahnya, yang kerap terjadi justru ayah juga ikut “lupa” sama si kakak. Inilah yang membuat si kakak cemburu dan akan muncul rasa benci kepada adiknya.
5 CARA TUMBUHKAN KASIH SAYANG KAKAK
Agar si kakak sayang adik, inilah beberapa tindakan yang perlu dilakukan orangtua:
1. Siapkan mental anak.
Kita harus melakukannya sejak sang adik masih berada di kandungan. Bisa dimulai ketika usia kehamilan 4-5 bulan, saat perut ibu mulai membesar. “Lihat, ada adik kamu di dalam perut Mama!”, misal. Perkataan seperti ini bisa membuat si kakak lebih bersiap diri menerima kehadiran adiknya. Lalu di akhir kehamilan kita bisa mengajak si kakak melakukan persiapan menyambut kedatangan adik baru dengan mengenalkan baju-baju adik, memasukkannya ke dalam tas, mengelus perut ibu sambil mengajaknya ngobrol, dan sebagainya.
Ketika akan melahirkan, baik sekali bila kita melibatkan anak. Umpama, dengan menerangkan kalau kita akan ke rumah sakit untuk melahirkan adik, kemudian minta si kakak untuk berada di rumah sambil merapikan dan mempersiapkan kamar, membereskan pakaian bersama pengasuh, dan seterusnya. Selama kita berada di rumah sakit, pastikan si kakak tak merasa disingkirkan. Ajak ia menjenguk si adik dan perkenalkan kepadanya, “Ini dia adikmu, cantik ya seperti kakaknya!” Dengan demikian, si kakak akan merasa kalau ia sekarang sudah menjadi kakak, dan ia tidak merasa disingkirkan karena ikut dilibatkan dalam menyiapkan kedatangan adik.
2. Libatkan si kakak.
Banyak orangtua yang terlalu sibuk mengurus si adik sehingga sang kakak terlantar. Padahal sebelum adik lahir, si kakak selalu menjadi pusat perhatian. Hal inilah yang bisa memicu kebencian si kakak terhadap adiknya, “Huh, gara-gara adik, Mama dan Papa tidak sayang lagi sama aku!” Bila kebencian ini terus terpupuk, tak mustahil sampai dewasa dia akan terus membenci adiknya.
Meskipun si adik butuh perhatian besar, sebaiknya tak membuat kita lupa memerhatikan si kakak. Sebab, si kakak pun masih butuh perhatian yang besar dari kita. Jadi, jangan kurangi perhatian kepada si kakak, usahakan semuanya berjalan normal. Ketika kita harus memandikannya, menyuapinya makan, memakaikan baju, dan sebagainya, usahakan semuanya berjalan seperti semula.
Selain itu, libatkan pula si kakak dalam pengurusan sang adik. Contoh, mengajaknya mengasuh adik meskipun hanya menemani tidur, ikut menyanyikan lagu “Nina Bobok”, membelai, membantu mengambilkan popok, dan sebagainya. Sangat baik bila sebelumnya kita berbicara kepada si kakak tentang apa yang harus dilakukannya sebagai kakak. “Adik kan masih kecil, dia belum bisa ngapa-ngapain, jadi kita perlu menyayangi adik ya, Kak!”
Melibatkan si kakak dalam pengasuhan adik tak hanya pada saat si adik masih bayi, melainkan juga ketika si adik menginjak usia batita. Mungkin keterlibatan itu lebih ditingkatkan, dengan mengajaknya bermain, ikut melarang adik kalau merangkak terlalu jauh, dan lainnya.
3. Latihlah terus.
Setelah kasih sayang si kakak pada adiknya tumbuh, kita hendaknya tidak berhenti sampai di situ, melainkan terus memupuknya supaya semakin subur sebagaimana layaknya tanaman. Jadi, kita harus terus melatih dan menstimulasinya. Bisa lewat pemberian dongeng sebelum tidur. Pilihlah cerita yang mengajarkan nilai-nilai kasih sayang seorang kakak terhadap adik. Kemudian lakukan interaksi setelah bercerita, “Kasihan ya si adik dijahili terus sama kakaknya, si adik jadi sering menangis deh,” misalnya setelah kita menghabiskan salah satu cerita.
Dalam kegiatan sehari-hari pun kasih sayang harus terus dipupuk. Umpama, ketika adik menangis karena takut pada kucing, kita bisa minta si kakak untuk mengusirnya, “Kakak, kasihan tuh adik ketakutan, tolong usir kucingnya ya!” Atau, bisa juga dengan meminta si kakak untuk tidak bersikap kasar saat bermain, “Lo, kok adiknya dimarahin? Jangan dong. Adik kan harus disayang!”
4. Jalin kedekatan antara si kakak dan adiknya.
Tak kenal maka tak sayang, begitu bunyi pepatah. Meskipun si kakak sebenarnya sudah mengenal adiknya, namun sangat baik bila kita jalinkan kedekatan antara mereka berdua. Tak lain supaya si kakak lebih mengenal adiknya, sehingga rasa sayang muncul lebih kuat. Kedekatan bisa dijalin lewat bermain bersama, mandi bersama, makan bersama, dan seterusnya.
Sebaliknya, bila kita terus-menerus melarang si kakak, malah akan membuatnya bertindak lebih destruktif. Mungkin saja saat itu dia berpikir kalau mamanya lebih memerhatikan si adik sehingga muncul kecemburuan. Bila demikian akan muncul rasa benci dari si kakak sehingga dia akan mencari kesempatan untuk menjahili adiknya sebagai bentuk luapan emosinya.
5. Beri contoh yang benar.
Anak usia ini sering kali belum bisa memahami hal yang abstrak seperti apa itu kasih sayang. Untuk itu kita harus sering-sering memberi contoh yang benar, bagaimana mengungkapkan rasa sayang kepada adik. Misal, mencontohkan bagaimana cara membelai, mencium pipinya, tidak memukul atau mencubitnya, dan sebagainya. Contoh ini perlu sering diberikan mengingat anak balita mudah lupa. Jadi setiap kali kakak berdekatan dengan adiknya, kita ajari dia untuk melakukan tindakan-tindakan kasih sayang. Tentu, hal ini pun tak perlu dilakukan secara berlebihan, sewajarnya saja, supaya anak tidak bosan.
Irfan Hasuki . Foto: Ferdi/nakita
“Waduh, Mulai Bohong YA!
Umumnya karena anak takut mendapat hukuman dari orangtua.
Ih gemes deh kalau tahu si kecil mulai pintar mengarang alasan. Itu, kan, sama saja berbohong. Kalau keterusan bagaimana? Memang sih, bohongnya anak balita berbeda dari bohongnya anak yang lebih besar. Sampai usia 7 tahun, anak belum bisa merancang kebohongan dalam arti sesungguhnya. Di atas 7 tahun, kebohongan yang dilakukan memang dengan tujuan mengambil keuntungan.
Meski begitu, bukan berarti kebohongan di usia prasekolah boleh dibiarkan. Bagaimanapun, sejak dini perlu ditanamkan pemahaman tentang mana yang boleh dan tidak boleh dilakukan, mana yang benar dan salah. Termasuk bahwa berbohong itu tidak benar.
PERTAHANAN DIRI
Umumnya, anak berbohong sebagai salah satu bentuk mekanisme pertahanan diri. Anak takut mendapat hukuman dari orang dewasa (orangtua), sehingga dicarilah alasan untuk menutupi keadaan yang sebenarnya. Misal, anak tak mau minum susu. Saat ditanya, ia bilang sudah minum susu. Padahal susu itu tidak diminumnya, melainkan dibuang ke tempat cuci piring. Nah, si anak berbohong karena takut dimarahi orangtuanya.
Biasanya hal ini terjadi pada anak yang orangtuanya banyak memberlakukan larangan/aturan. Kemampuan anak kecil untuk mengingat perintah dan larangan sangat terbatas. Akibatnya, banyak pula aturan/larangan yang dilanggarnya.
Tentu saja, pelanggaran sebaiknya jangan dibiarkan tanpa teguran serta penjelasan yang semestinya. Bisa jadi, si anak akan mengulangi perbuatan itu lagi. Ia mulai belajar, bahwa berbohong dapat menyelamatkan dirinya dari amarah ibu. Kalau dibiarkan bisa timbul anggapan bahwa berbohong adalah perbuatan wajar. Inilah yang patut mendapat perhatian orangtua.
BOHONG FANTASI
Selain itu, di usia prasekolah juga kerap terjadi bohong fantasi. Anak menceritakan sesuatu yang tidak sesuai dengan fakta atau kondisi sebenarnya, dan kerap dilebih-lebihkan serta berbumbu cerita khayal. Sumber cerita khayalnya dapat berasal dari buku cerita, dongeng, tontonan yang disukai atau tokoh-tokoh kartun yang menjadi favorit si prasekolah. Meski tak jarang pula berasal dari alam khayalnya sendiri.
Tip & Trik MENGATASI KEBOHONGAN ANAK
* Tanamkan pengertian pada anak untuk bercerita apa adanya.
Umpama, si kecil bercerita kepada teman-temannya bahwa kemarin ia pergi menyelam dan melihat ikan nemo, padahal kita mengajaknya pergi berenang di kolam renang. Nah, katakan kepada si kecil, “Kalau Kakak cerita pergi menyelam, itu tidak benar. Kemarin kita hanya berenang di kolam renang. Tapi berenang juga mengasyikkan, lo.” Dengan begitu si anak menyadari bahwa berenang juga tak kalah menyenangkan dengan menyelam.
* Arahkan mana yang fakta/realitas dan khayalan.
Caranya, masuklah ke alam khayal anak. Dari situ barulah kita mampu menarik si kecil ke dunia realita. Misal, saat menonton film kartun di teve, kita bisa bilang, “Hantunya cuma buatan, kok. Adanya juga cuma di film.” Atau ajak si kecil berdialog, “Menurut Kakak, hantu itu ada enggak, ya?” Dengan begitu, kita sekaligus mengasah kemampuan berpikir si prasekolah.
* Hindari memberikan banyak aturan.
Banyaknya larangan/aturan hanya membuat anak merasa terkekang. Tambahan lagi kemampuan mengingatnya masih terbatas. Akibatnya, anak jadi lebih banyak melanggar aturan. Sebaiknya aturan dibuat berdasarkan kesepakatan antara orangtua dan anak.
* Jadilah model yang baik.
Baginya orangtua adalah sosok yang hebat. Jadi, segala hal yang dilakukan oleh orangtuanya dapat ditiru, baik ucapan maupun perilaku. Terkadang, tanpa disadari orangtua berbohong. Contoh, anak mendengar ibunya menambah-nambahi cerita. Apalagi jika orang lain yang diajak bicara ternyata memberikan respons positif. Akibatnya, si prasekolah berpikiran, kalau ingin menarik perhatian orang lain harus dengan membuat cerita yang dilebih-lebihkan. Jadilah ia membual.
* Tutup kemungkinan untuk berbohong atau ingkar.
Contoh, anak tidak mengakui telah menjatuhkan gelas. Bisa jadi ia memang tidak merasa menjatuhkan atau memang sengaja mengingkari. Tugas orangtua adalah menyampaikan/memberitahukan fakta, bahwa gelas tersebut jatuh karena tersenggol tangannya saat ia berlari, misal.
Bicarakan dari hati ke hati mengenai perbuatannya itu beserta konsekuensi dan alasannya. Bila anak berkata jujur, jangan lupa untuk memberikan pujian sehingga anak tidak merasa bersalah.
* Beri sanksi.
Bila kita sudah berupaya memberikan pemahaman kepada anak tentang perilaku yang dapat diterima, namun si kecil kembali berbohong maka dapat saja diberikan sanksi. Pemberian sanksi harus segera setelah kejadian sehingga akan memudahkan daya ingat si anak. Namun sanksinya harus yang realistis dan mendidik, semisal tidak mengizinkannya menonton acara teve kegemarannya. Dengan adanya sanksi, diharapkan anak tak akan mengulangi perbuatannya itu lagi.
* Berikan ruang kepada anak untuk berkata jujur.
Beri kesempatan pada anak untuk mengatakan sejujurnya pendapatnya atau perasaan yang dirasakan. Cobalah untuk mendengarkan dengan baik, berikan komentar yang semestinya dan tidak memojokkan. Dengan cara ini, anak akan merasa didengar dan tidak takut untuk bicara jujur.
* Berikan pujian kala berlaku baik.
Saat anak menunjukkan kelakuan yang baik, berikan pujian atau penghargaan sehingga anak akan terdorong untuk melakukan perbuatan baik lagi.
* Evaluasi kualitas hubungan saat ini.
Bisa jadi anak berbohong demi mendapatkan perhatian dari orangtuanya. Sebab sering kali fantasi yang diungkapkan anak tak sekadar hasil olahannya, tapi juga bisa karena anak mencari perhatian. Nah, dengan mendengarkan aktif obrolan si prasekolah, orang tua jadi bisa tahu apa sebenarnya yang tersembunyi di balik khayalan si kecil.
Selain itu, evaluasi pula sanksi yang diterapkan kepada anak. Bisa jadi anak berbohong karena menghindari dari hukuman yang dirasa menakutkan atau berat dari orangtuanya.
AKAL-AKALAN (TRICKY)
Anak usia 3-5 tahun memang tidak langsung bisa melakukan tindakan manipulatif. Umumnya, awalnya anak tidak menyadari itu. Artinya, ia tidak sengaja melakukan hal itu. Namun, anak lama kelamaan belajar dari kejadian tersebut, bahwa apa yang dilakukan ternyata dapat mengubah suatu keadaan menjadi keadaan yang diinginkan. Sejak anak menyadari bahwa dirinya dapat mengubah keadaan seperti yang dia inginkan, saat itulah awalnya anak menyadari untuk melakukan tindakan manipulatif tersebut.
Cara mengatasinya, hendaknya orangtua mampu bersikap konsisten saat telah menetapkan aturan tertentu. Contoh, orangtua telah menetapkan aturan bahwa waktu membeli mainan adalah hari Sabtu. Nah, saat anak merengek minta dibelikan mainan pada hari Rabu, hendaknya tidak dipenuhi. Bila aturan ini dilanggar oleh orangtua, maka anak akan mencoba untuk melakukan lagi. Selanjutnya menjadikan salah satu cara untuk melakukan tindakan manipulatif.

Senin, 02 April 2012

KARENA ALLAH LEBIH TAHU..

KARENA ALLAH LEBIH TAHU..

Kita gak berpegangan tangan seperti mereka..
KIta gak berduaan dan bercanda mesra..
Kita juga jarang berSMS dusta yang membuang buang pulsa..
... Juga gak melafazkan kata cinta berbalas-balasan..
Bahkan sering ada jarak antara kita...dan ada berbagai batasan...
Kita ini berpacarankah..??

Kita ini gak sering berhubungan..
Tak ada bicara manis dibibir...dan masing-masing sibuk dengan diri untuk dipersiapkan...
Kita ini berpacaran..??

Ya..
Kita sedang berpacaran...
Cuma bukan dengan cara dan definisi mereka...
Tapi dengan cara dan definisi-Nya..
Belum waktunya untuk melampaui batas yang ada..
sekarang adalah waktu untuk mempersiapkan diri kita..

Manisnya hubungan bukan pada pegangan tangan..
Juga bukan pada bicara kata kata yang manis..
Tapi dengan hubungan kita terhadap Tuhan..
Dan sejauh mana kita bisa menjaga pasangan dari neraka..

Nanti Jika bersama..
Kita bukanlah keluarga biasa..
Bahkan pasangan yang siap untuk menembus syurga-Nya...


Ya Allah..
Jika dia bukan untukku..
Jika dia bukan jodohku..
Maka berilah pengganti yang lebih baik untuknya..
Dan bantulah aku untuk memperbaiki diriku..

Ya Allah..
Jika ini belum waktunya..
Jika ini belum saatnya..
Jarakkan kami..Pisahkan kami..
Agar kami jauh dari dosa dan perkara yang sia-sia..
Agar kami tak mengundang murka-Mu..
Agar kami dapat lebih menjaga hati...

Dan..
Bila doaku didengar..
Bila permintaanku KAU kabulkan..
Bila waktu membina..jarak yang memisahkan..
Bila waktu membina..tembok yang merenggangkan..
Bila kami semakin jauh..Ingatkan aku tentang doaku yang lalu..

Ya Allah
Bila itu terjadi..
Yakinkan aku Bahwa doaku didengar..
Bahwa KAU sedang merencanakan..yang terbaik buat ku hambamu..

Bantulah aku menjalani hari hari..
Bantulah aku menerima ketentuan dengan ketabahan..
Agar terhapus semua kesedihan dan kekecewaan..

....“karena Allah lebih tahu…”

Sifat-sifat wanita yang engkau pilih sebagai istri

Sifat-sifat wanita yang engkau pilih sebagai istri ,,,,,,, ♥ Wanita yang memiliki agama dan akhlak yang dapat membantumu untuk taat kepada ALLAH Subhanahu wa Ta`ala... ♥ Yang mengingatkanmu ketika engkau lupa.. ♥ Menolongmu ketika engkau ingat.... ♥ Mengurus dan memperhatikanmu ketika engkau ada... ♥ Dia membuatmu ridha ketika engkau marah.... ♥ Mentaatimu ketika engkau perintah dan ♥ Berbuat baik serta berbakti kepadamu.... [ Al-Hadits]..... Semoga bermamfaat.... Salam santun sellu... senyum ^_^ sllu
i ,,,,,,, ♥ Wanita yang memiliki agama dan akhlak yang dapat membantumu untuk taat kepada ALLAH Subhanahu wa Ta`ala... ♥ Yang mengingatkanmu ketika engkau lupa.. ♥ Menolongmu ketika engkau ingat.... ♥ Mengurus dan memperhatikanmu ketika engkau ada... ♥ Dia membuatmu ridha ketika engkau marah.... ♥ Mentaatimu ketika engkau perintah dan ♥ Berbuat baik serta berbakti kepadamu.... [ Al-Hadits]..... Semoga bermamfaat.... Salam santun sellu... senyum ^_^ sllu

~*•.Sebelum Engkau Halal BagiKu.•*~

Aku tak peduli pada mereka yg menganggap orang-orang yg tak pernah pacaran dengan sebutan kuper,kolot,aneh,kuno,bodoh & bermacam-macam sebutan tidak nyaman lainnya.

Tentu saja hal itu begitu indah bagi mereka yg tak tahu atau mungkin pura-pura tidak tahu bahwa Allah Azza Wa Jalla tak pernah ijinkan pacaran sebelum pernikahan.

Tak pernah Allah perbolehkan cinta kita bersemi sebelum waktunya.Maka ...tak perlulah berharap & memberi harapan pada dia yg belum tentu Allah Azza Wa Jalla takdirkan untuk kita.
Allah Azza Wa Jalla bukan tak punya alasan mengapa hati kita harus terjaga dari cinta sebelum waktunya.

Karena Allah Azza Wa Jalla tak inginkan kita berdosa,kecewa & terluka.....Adakah kita menyadarinya?...

Kamis, 29 Maret 2012

Mencintai Mu Karena Allah

Yang lelaki, pakai celana ketat. semua mau unjuk kuat. Bila berjudi, percaya unsur khufarat. tapi hidup tetap melarat.

Yang perempuan, pakai mini sekerat. suka pakai baju ketat. hingga tak pedulikan lagi batas aurat. Pakai pula yang singkat-singkat. Bila jadi macam ini, siapa lihat pasti tercekat.

Marilah kita mengingat, bahwa dunia hari ini makin singkat, esok atau lusa mungkin kiamat, sampai ...masanya kita semua akan berangkat!

Berangkat menuju ke negeri akhirat. Di sana kita akan ditanya apan yang kita buat.

Umurmu banyak, mana yang untuk ibadat...? Zaman mudamu, apa yang telah kamu buat...? Harta benda, dari mana anta dapat...? Ilmu, adakah anta manfaat...?

Semoga ianya dapat mengingatkan kita supaya segera meninggalkan maksiat dan memperbanyak ibadat.

Rabu, 28 Maret 2012

~*~ CUKUP CINTAI DIADALAM DIAM ~*~

~;;~ Bismillahirrahmaanirrahiim ~;;~
Akhwana Alkiraam Ahibbati Fillah..........
~*~ CUKUP CINTAI DIADALAM DIAM ~*~

Ketika cinta kini hadir tidaklah untuk Yang Maha Mengetahui..

Saat secercah rasa tidak lagi tercipta untuk Yang Maha Pencipta..
Izinkanlah hati bertanya untuk siapa ia muncul dengan tiba-tiba...
Mungkinkah dengan redhaNYA atau hanya mengundang murkaNYA..

... Jika benar cinta itu kerana ALLAH..
Maka biarkanlah ia mengalir mengikut aliran ALLAH..
Kerana hakikatnya..
Ia berhulu dari ALLAH..
Maka ia pun berhilir hanya kepada ALLAH..

Atas nama CINTA yang berbalut IMAN dan TAQWA
Cukup cintai dia dalam diam dari kejauhan dengan kesederhaan,
dan keikhlasan..
Kerana tiada yang tahu rencana Tuhan..
Mungkin saja rasa ini ujian yang akan melapuk atau membeku dengan perlahan..
Kerana hati ini begitu mudah untuk dibolak-balikkan..

Serahkan rasa yang tiada sanggup dijadikan halal itu pada Yang Memberi dan Memilikinya..
Biarkan DIA yang mengatur semuanya hingga keindahan itu datang pada waktunya..

"Barangsiapa yang menjaga kehormatan orang lain, pasti kehormatan dirinya akan terjaga ."

~Umar Bin Khattab ra~

~~*~~```*~*~~```~~***@***~~```~~*~*```~~*~~
(^_^)

Senin, 26 Maret 2012

Wanita.., Ujian.., Dan Fitnah Dunia ~

Wanita.., Ujian.., Dan Fitnah Dunia ~

Bismillahirrohmanirrohim

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

“Wanita di dunia akan berkata kepada bidadari surga, ‘kami mengerjakan shalat, berpuasa, dan bersedekah, sedangkan kalian tidak melakukannya. Kami, wanita di dunia, akan mengalahkan bidadari surga.’”

- Aisyah Ummul Mukminin r.a. -


Karena aku adalah wanita, maka ijinkan aku berbicara sebagai wanita saudariku dan kepadamu saudaraku kaum muslimin yang dikasihi Allah.

Wanita adalah makhluk yang diciptakan Allah SWT sebagai makhluk yang memiliki banyak peran. Pada satu sisi ia mampu membawa manusia lainnya ke dalam jannah, namun pada sisi yang lain dimana ketidakmampuan manusia menjalankan tujuan serta tugasnya saat didunia sebagaimana yang Allah telah perintahkan sehingga menyebabkan banyak melakukan dosa/maksiat kepada Allah SWT, ternyata terdapat kelalaian yang disebabkan oleh wanita. Karena itu wanita merupakan bagian dari peringatan kehidupan dunia.

Dunia dengan segala isinya adalah fitnah yang banyak menipu manusia. Dan Rasulullah saw., telah memberikan peringatan kepada umatnya dalam berbagai kesempatan, beliau bersabda dalam hadisnya: Dari Abu Said Al-Khudri ra dari Nabi saw bersabda: ”Sesungguhnya dunia itu manis dan lezat, dan sesungguhnya Allah menitipkannya padamu, kemudian melihat bagaimana kamu menggunakannya. Maka hati-hatilah terhadap dunia dan hati-hatilah terhadap wanita, karena fitnah pertama yang menimpa bani Israil disebabkan wanita”

(HR Muslim) (At-Taghaabun 14-15).

Dahsyatnya fitnah wanita telah disebutkan dalam Al-Qur’an dan Hadits. Bahkan didalam surat ‘Ali Imran 14 menempatkan wanita sebagai urutan pertama yang banyak dicintai oleh manusia dan pada saat yang sama menjadi fitnah yang paling berbahaya untuk manusia.

Rasul Saw bersabda, “Sepeninggalku tidak ada fitnah yang lebih besar daripada wanita” (HR Bukhari, HR Muslim).

Perhatikanlah bahwa ucapan rasul ini adalah peringatan bagi kita kaum wanita agar sangat berhati-hati berbicara, bersikap dan bertindak agar kita tidak menjadi bagian dari fitnah dunia.

Sejarah telah banyak menceritakan baik yang terjadi di masa Bani Israil maupun di masa Rasululullah Saw yang menyangkut wanita yang dijadikan objek fitnah. Kisah seorang rahib yang membakar jari-jari tangannya untuk mengingatkan diri dari azab neraka ketika berhadapan dengan wanita yang sangat siap pakai, kisah penjual minyak wangi yang mengotori dirinya dengan kotoran dirinya agar wanita yang menggodanya lari, dan cerita nabi Yusuf a.s. yang diabadikan Al-Qur’an.

Itu kisah-kisah mereka yang selamat dari fitnah wanita. Sedangkan kisah mereka yang menjadi korban fitnah wanita lebih banyak lagi. Kisah rahib yang mengobati wanita kemudian berzina sampai hamil dan membunuhnya, sampai akhirnya musyrik karena menyembah syaitan. Kisah raja Arab dari Bani Umayyah yang meninggal dalam pelukan wanita dan banyak lagi kisah-kisah lainnya. Dan kisah yang telah diperlihatkan oleh sejarah ternyata bukan menjadi berhenti di suatu akhir masa, karena hingga dunia berakhir dan dihancur leburkan kembali oleh Sang Pencipta maka wanita masih menjadi bagian dari fitnah yang paling berbahaya.

Lihatlah usia dunia yang semakin renta ini, dan lihatlah apa yang terjadi pada banyak umat manusia dahulu dan umat manusia saat ini. Sejarah jahilliyah adalah sejarah kelam hingga kedatangan Islam yang menegakkan panji-panji kebesaran-Nya, mengangkat harkat martabat wanita yang sebelumnya sungguh memilukan, menempatkannya sejajar dalam hak serta kewajibannya untuk beribadah, berperan membangun tegaknya kecintaan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.

Rasulullah saw., pada 14 abad lalu telah menyatakan dalam sebuah hadis yang terkenal disebut dengan hadits Wahn, ”Hampir saja bangsa-bangsa mengepung kalian, sebagaimana orang lapar mengepung tempat makanan. Berkata seorang sahabat, “Apakah karena kita sedikit pada saat itu? Rasul Saw. bersabda,” Bahkan kalian pada saat itu banyak, tetapi kalian seperti buih, seperti buih lautan. Allah akan mencabut dari hati musuh kalian rasa takut pada kalian. Dan Allah memasukkan ke dalam hati kalian Wahn. Berkata seorang sahabat,” Apakah Wahn itu wahai Rasulullah saw ? Rasul saw, bersabda, “Cinta dunia dan takut mati” (HR Abu Dawud).

Secara umum fitnah kehidupan dunia dapat dikategorikan menjadi tiga bentuk, yaitu: wanita, harta dan kekuasaan.

Dan diantara 3 macam fitnah itu fitnah wanita adalah yang paling besar. Banyak sekali bentuk fitnah wanita, jika wanita itu isteri maka banyak para isteri dapat memalingkan suaminya dari ibadah, dakwah dan amal shalih yang menjadi tanggungjawab utama lainnya. Karena istri yang cinta harta, terkadang dapat menjerumuskan suaminya untuk berbuat dosa dengan mencari harta yg tidak halal, menjadikannya cinta dunia dan lalai akan akhirat. Jika wanita itu wanita selain isterinya, maka fitnah dapat berbentuk perzinaan. Fitnah inilah yang sangat dahsyat yang menimpa banyak umat Islam.

Pertanyaannya, “Bagaimana kita bisa menyelamatkan diri kita agar selamat dari fitnah dan tidak menjadi bagian dari fitnah?”. Ini adalah pertanyaan yang sangat penting untuk dianalisa, dikaji dan dipahami oleh setiap muslimah.

Bagaimana Wanita Muslimah Menyelamatkan Diri

Dari Fitnah

© Hindari gosip


Kalo ditanya acara apa yang menduduki top ranking di banyak stasiun televisi adalah acara yang sangat tidak bermanfaat ini. Berita artis, gosip artis apapun nama bekennya yang sama sekali tidak mendidik. Sangat penting bagi wanita untuk meninggalkan segala bentuk gosip entah itu ikut nimbrung dengar kawan untuk bergosip atau menonton/mendengar acara gosip. Dengan menghindari masuknya gosip maka tidak akan punya bahan untuk bergosip. Ingatlah gosip itu sebagai perbuatan yang sangat menjijikkan (Al-hujurat 12). Yang bermakna :

“Hai orang-orang yg beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa, Dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain”


© Menjaga pakaian

Wanita tidak hanya harus bisa menjaga pandangannya tetapi terlebih lagi harus bisa menjaga tubuhnya agar tidak menjadi sumber pandangan. Perhatikanlah cara berpakaian kita. Hindari pakaian yang menampilkan lekuk tubuh, bahan yang terlalu tipis, dan terbuka aurat. Namun juga kita harus tetap bisa tampil bersih, rapi, menyenangkan dan syar’i.

“Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita…” (An-Nur:31).
© Tidak Berhias Berlebihan / Tabarruj

“Tabarruj adalah menampakkan perhiasan dan segala yang dapat mengundang syahwat laki-laki.”

Ibnul Atsir rahimahullahu berkata: “Tabarruj adalah menampakkan perhiasan kepada laki-laki yang bukan mahram (ajnabi). Perbuatan seperti ini jelas tercela. Adapun menampakkan perhiasan kepada suami, tidaklah tercela. Inilah makna dari lafaz hadits, ‘(menampakkan perhiasan) tidak pada tempatnya’.” (An-Nihayah fi Gharibil Hadits)

Kenyataan yang kita dapatkan di sekitar kita. Berseliwerannya wanita dengan dandanan aduhai, ditambah wangi yang semerbak di jalan-jalan dan pusat keramaian, sudah dianggap sesuatu yang lazim di negeri ini. Bahkan kita akan dianggap aneh ketika mengingkarinya.

Kalau ada yang menganggap larangan tabarruj itu hukumnya khusus bagi istri-istri Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam karena mereka adalah pendamping manusia pilihan, kekasih Allah Subhanahu wa Ta’ala, sementara wanita-wanita selain mereka tidak memiliki keistimewaan demikian, maka kita tanyakan: Dari sisi mana penetapan hukum khusus tersebut, sementara alasan dilarangnya tabarruj karena akan menimbulkan fitnah bagi laki-laki?

Al-Imam Abu Bakr Ahmad bin ‘Ali Ar-Razi Al-Jashshash rahimahullahu menyatakan bahwa beberapa perkara yang disebutkan dalam ayat ini (Al-Ahzab: 33) dan ayat-ayat sebelumnya merupakan pengajaran adab dari Allah Subhanahu wa Ta’ala terhadap istri-istri Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai penjagaan terhadap mereka dan seluruh wanitanya kaum mukminin juga dituju oleh ayat-ayat ini7. (Ahkamul Qur`an, 3/471)

Surat An-Nur ayat 60 juga menunjukkan bahwa larangan tabarruj tidak hanya khusus bagi ummahatul mukminin, namun berlaku umum bagi seluruh mukminah. Bila wanita yang sudah tua dan sudah mengalami menopause saja dilarang tabarruj sebagaimana dalam ayat (An-Nur: 60) yang bermakna :

“Dengan tidak bermaksud tabarruj dengan perhiasan yang dikenakan…”

Tentunya larangan kepada wanita yang masih muda lebih utama lagi.
Wanita yang keluar rumah dengan tabarruj hendaknya berhati-hati dengan ancaman yang dinyatakan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya berikut ini:

“Ada dua golongan dari penduduk neraka yang keduanya belum pernah aku lihat, pertama: satu kaum yang memiliki cemeti-cemeti seperti ekor sapi yang dengannya mereka memukul manusia. Kedua: para wanita yang berpakaian tapi telanjang, mereka menyimpangkan lagi menyelewengkan orang dari kebenaran. Kepala-kepala mereka seperti punuk unta yang miring/condong. Mereka ini tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium wanginya surga padahal wanginya surga sudah tercium dari jarak perjalanan sejauh ini dan itu.” (HR. Muslim no. 5547)

Kedua golongan di atas belum ada di zaman Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, namun sekarang telah kita dapatkan. Hal ini termasuk mukjizat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, di mana apa yang beliau kabarkan pasti terjadi. (Al-Minhaj, 14/336)
Yang perlu diingat, tidaklah satu dosa diancam dengan keras melainkan menunjukkan bahwa dosa tersebut termasuk dosa besar. Sementara wanita yang keluar rumah dengan berpakaian namun hakikatnya telanjang, yang bertabarruj, berjalan berlenggak lenggok di hadapan kaum lelaki hingga menjatuhkan mereka ke dalam fitnah, dinyatakan tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium bau surga.

Dengan keterangan di atas insya Allah menjadi jelas bagi kita apa yang dimaukan dengan tabarruj. Hukumnya pun tampak bagi kita, yakni seorang muslimah dilarang keluar rumah dengan tabarruj.
Namun sangat disesalkan kenyataan yang kita dapatkan di sekitar kita. Berseliwerannya wanita dengan dandanan aduhai, ditambah wangi yang semerbak di jalan-jalan dan pusat keramaian, sudah dianggap sesuatu yang lazim di negeri ini.

Bahkan kita akan dianggap aneh ketika mengingkarinya.
Tidak usahlah kita membicarakan para wanita yang berpakaian “telanjang” di jalan-jalan, karena keadaan mereka sudah sangat parah, membuat orang yang takut kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan hari akhir bergidik dan terus beristighfar. Cukup yang kita tuju para muslimah yang masih punya kesadaran berislam walaupun mungkin setipis kulit ari, hingga mereka menutup rambut mereka dengan kerudung dan membalut tubuh mereka dengan pakaian sampai mata kaki dengan berbagai model.

Sangat disesalkan para muslimah yang berkerudung ini ikut berlomba-lomba memperindah penampilannya di depan umum dengan model “busana muslimah” terkini dan kerudung ‘gaul’ yang penuh pernak-pernik, pendek, dan transparan.

Sehingga, berbusana yang sejatinya bertujuan menutup aurat dan keindahan seorang muslimah di hadapan lelaki selain mahramnya, malah justru menonjolkan keindahan. Belum lagi wajah dan bibir yang dipoles warna-warni. Tangan yang dihiasi gelang, jari-jemari yang diperindah dengan cincin-cincin, dan parfum yang dioleskan ke tubuh dan pakaian. Semuanya dipersembahkan di hadapan umum, seolah si wanita berkata, “Lihatlah aku, pandangilah aku…”.

Laki-laki yang memang diciptakan punya ketertarikan terhadap wanita, tentunya akan tergoda melihat si wanita keluar dengan keindahannya. Bila tidak ada iman yang menahannya dari kenistaan, niscaya ia akan berpikir macam-macam yang pada akhirnya akan menyeretnya dan menyeret si wanita pada kekejian.

© Betahlah di rumah

Jika tidak punya keperluan yang penting, lebih baik bagi wanita untuk berada di rumah. Jadikan rumah kita sebagai tempat berkumpul dengan teman-teman daripada harus bertemu di café atau tempat-tempat umum lainnya. Jangan lupa untuk mengajak tamu kita untuk sholat atau tilawah bersama dan muliakan dia dengan memberinya hidangan. (tentu teman sesama wanita)


© Memelihara pikiran

Sibukkanlah pikiran kita dengan hal-hal berguna hingga ia tidak memberikan tempat bagi pikiran jelek. Bila kita membiarkan satu pikiran jelek ada dalam otak kita, maka ia akan turun ke hati. Jika ada kesempatan yang pas, maka sadar ataupun tidak sadar kita akan melepaskannya. Bunuhlah pikiran jelek itu sebelum ia membunuh amal kita.

© Hati-hatilah memilih teman

Seperti disebut dalam poin pertama, hendaknya kita menghindari gosip. Salah satu caranya adalah dengan memilih teman yang tepat yaitu teman yang selalu mengajak kepada kebenaran, mengingatkan kita jika salah. Bukan teman yang hanya suka berhura-hura. Rasul berpesan, “Seseorang akan mengikuti cara temannya, maka berhati-hatilah memilih teman yang anda percayai” (HR Abu Daud). Jangan takut untuk melepas teman yang tidak mau diajak kepada kebaikan.

© Hati-hati memilih tempat bersosial

Memilih tempat bergaul juga sangat penting untuk diperhatikan. Tentu bar dan nightclub bukanlah tempat seorang muslim. Jagalah kaki kita agar tidak melangkah ke tempat-tempat yang berpotensi bisa menimbulkan maksiat. Ini adalah peringatan bagi kaum wanita yang bangga dengan sebutan “Miss Sosialita” “Wanita modern yang mesti Gaul”…sadarilah ini bukanlah budaya Islami dan jangan mencampur adukkan budaya dengan aturan yang telah jelas batasannya. Kita tdk bisa mengadaptasi suatu budaya apalagi hodoisme, pluralisme ato banyak ragamnya “isme2” yang tujuannya mengaburkan nilai-nilai murni yang sesungguhnya menghormati kedudukan mulyanya seorang wanita.

© Hati-hati ketika “berselancar”

Dunia internet saat ini, tempat-tempat maksiat bisa dengan mudah ditemui, diwebsite. Juga dalam bersosialisasi didunia maya (facebook, multiply, twitter, dll). Pilihlah teman/ contact yang bisa menambah iman, bukan berteman dengan orang yang suka menuliskan gosip. Selain itu juga perhatikan seluruh media yang kita gunakan mulai dari majalah, koran, televisi, radio, hp, dll. Pilihlah dengan hati-hati, karena mereka bisa mempengaruhi pikiran kita.

© Menikahlah

Bagi siapa saja yang sudah merasa siap hidup berumah tangga baik secara psikologis, agama maupun biologis, sebaiknya ia menikah. Menikah bisa membuat hati lebih tenteram dan sejuk sekaligus menghindarkan dari pikiran-pikiran jelek, mengurangi narsisme dan show off.
Rasul mengatakan menikahlah terlebih dahulu sebagai solusi pertama, baru jika tidak mampu ia disunnahkan untuk berpuasa. “Wahai para pemuda, siapa saja diantara kamu sudah merasa mampu, menikahlah, namun jika tidak mampu menikah, berpuasalah! “(HR Bukhari).

© Berpuasalah

Seperti disinggung diatas, bagi yang tidak mampu menikah sebaiknya berpuasa. Tidak mampu disini bisa jadi karena tidak punya biaya atau belum bertemu jodoh. Bersabarlah dan berpuasalah. Dengan berpuasa hati dan pikiran menjadi lebih tenang karena puasa bisa mengurangi nafsu terhadap dunia (Al- Qurtubi).

© Isi hati dengan Dzikir

Isilah tiap waktu kita dengan dzikir. Dzikir itu seperti petugas keamanan yang melindungi hati kita dari bisikan dan pikiran jahat. Jika hati kita terjaga, insya Allah lidah, hati, kaki, tangan, dan pikiran kita juga akan terjaga.

Hadis riwayat Abdullah bin Umar ra : Dari Rasulullah saw. beliau bersabda: “Wahai kaum wanita, bersedekahlah kalian dan perbanyaklah istigfar (memohon ampun). Karena aku melihat kalian lebih banyak menjadi penghuni neraka. Seorang wanita yang cerdik di antara mereka bertanya: Wahai Rasulullah, kenapa kaum wanita yang lebih banyak menjadi penghuni neraka? Rasulullah saw. menjawab: Kalian banyak mengutuk dan mengingkari kebaikan suami. Aku tidak melihat kurangnya akal dan agama yang lebih menguasai manusia dari kalian, serta besar pula pengaruhnya kepada orang lelaki. Wanita itu bertanya lagi: Wahai Rasulullah, apakah kekurangan akal dan agama itu? Rasulullah saw. menjawab: Yang dimaksud dengan kurang pada akal adalah karena dua orang saksi wanita sama dengan seorang saksi laki-laki. Ini adalah tanda kekurangan akal. Dan seseorang wanita pula akan tinggal beberapa hari dengan tidak mengerjakan sembahyang (kerana kedatangan haid) dan dia pula ada kalanya tidak berpuasa pada Ramadan (kerana kedatangan haid juga) maka ini dan (tanda yang menunjukkan kaum perempuan) kurang amal agamanya (berbanding dengan kaum lelaki).” (Hadis riwayat Bukhari dan Ibn Majah)

Kemuliaan wanita shalihah digambarkan Rasulullah Saw. dalam sabdanya, “Dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalihah“. (HR. Muslim).

Kata penyair tentang wanita,
Perempuan itu bukanlah dilihat dari harta dan kecantikannya
Sekali-kali bukan itu, begitu juga tidak dilihat dari silsilah nenek moyangnya
Tapi perempuan itu dilihat dari kesucian dan agamanya
Dan (dilihat) dari kebaikannya kepada suami dan anak-anaknya
Serta (dilihat) dari ketekunanya dalam menjalankan tugas rumahnya
Dan dia selalu menemanimu dikala suka dan duka

“Tidak berguna bagi Allah taatmu dan tidak mudharat (bahaya) pada Allah maksiat (dosamu) dan sesungguhnya Allah menyuruh kamu berbuat taat dan melarang kamu dari maksiat (dosa) untuk kepentinganmu sendiri.”

Fatimah az Zahra membaca zikir ini di waktu pagi dan sore:

“Wahai Yang Mahahidup dan Berdiri Sendiri, dengan rahmat-Mu aku memohon pertolongan. Janganlah Engkau biarkan aku mengurusi masalahku sendiri meski hanya sekejap mata, dan mudahkanlah urusanku semuanya.”

“Ya Allah… Tunjukkan kepada kami yang benar dan jadikan pilihan kami mengikuti yang benar itu. Dan juga tunjukkan kepada kami yang tidak benar dan permudahkan kami meninggalkannya.”